Smart Data Smart City: Bagaimana Membangun Daya Saing Kota Magelang

Wednesday 3rd of September 2025 12:00:00 AM

Oleh: Reta Kumalasari, SP, M.Si (Bapperida Kota Magelang)


Apa yang membuat sebuah kota benar benar maju dan berdaya saing?  Jawabnya bukan sumber daya alam yang melimpah, luasnya wilayah atau modal besar, melainkan kecerdasan kota dalam memanfaatkan teknologi.  Di era revolusi industri 4.0, rahasia kemajuan sebuah kota terletak pada transformasi digital dan kemampuan mengolah data cerdas (smart data) untuk menjawab kebutuhan warganya.  Kota yang mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke dalam layanan publik, ekonomi hingga tata kelola dapat tampil menjadi kota modern yang kompetitif. 


Kota Magelang, salah satu kota terkecil di Indonesia menghadapi tantangan baru yaitu masyarakat terbiasa hidup dalam dunia digital, berbelanja melalui ponsel, konsultasi kesehatan melalui aplikasi hingga akses pendidikan secara daring.  Dalam konteks ini, daya saing tidak lagi sekadar siapa yang punya sumber daya alam melimpah, melainkan siapa yang paling inovatif dan adaptif sehingga mampu mengelola data dan teknologi dengan cerdas.

 

MENGAPA DATA PENTING ?

Menurut Bank Dunia (World Bank, 2021), istilah data disebut sebagai "minyak baru" abad ke-21, karena data merupakan aset tak berwujud yang semakin penting dan menjadi pendorong utama ekonomi digital.yaitu aktivitas ekonomi yang ditopang teknologi digital.  Data berperan sebagai pondasi utama smart city dengan menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dan responsif di berbagai sektor seperti meningkatkan keselamatan publik, mengoptimalkan transpor tasi dan energi, serta mendorong keberlanjutan lingkungan.  


Smart city dianggap menghadirkan solusi inovatif untuk berbagai tantangan sosial ekonomi dan lingkungan yang dihadapi kota (Tan & Taeihagh, 2020).  Dalam konteks pembangunan, data yang berkualitas berfungsi sebagai kompas/penunjuk arah baik dalam mengidentifikasi masalah dan potensi daerah, perumusan kebijakan dan strategi, perencanaan yang tepat maupun evaluasi dan pengawasan.  Tanpa pendukung data, kebijakan rentan bersifat spekulatif.  Dengan data, pemerintah mampu merumuskan evidence-based policy, sehingga program pembangunan lebih tepat sasaran.

 

POTRET KOTA MAGELANG

Tahukah anda, hasil pengukuran Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) yang dilakukan oleh BRIN pada tahun 2024 Kota Magelang mendapat nilai sebesar 4,26 lebih tinggi dari skor nasional (3,43) dan skor Provinsi Jawa Tengah (3,84).  Selama tahun 2022 hingga 2024, tren Indeks Daya Saing Daerah Kota Magelang terus bergerak naik. Posisi ini menunjukkan, Magelang memiliki daya saing yang cukup baik.  Identifikasi pilar dengan skor paling rendah mengungkapkan beberapa tantangan utama dan memerlukan perhatian lebih yaitu pilar 2 infrastruktur (3,37) dan pilar 12 kapabilitas inovasi (3,57).


Sumber : BRIN, 2024


 

Ekonomi Kota Magelang dalam 3 tahun terakhir menunjukkan angka yang berfluktuatif yaitu sebesar 5,77% di tahun 2022, 5,45% tahun 2023 dan 5,56% tahun 2024, namun laju pertumbuhan ekonomi justru menurun sebesar 0,21% (BPS Kota Magelang, 2025).  Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan daya beli masyarakat. Apabila tidak segera diatasi, di masa mendatang akan menjadi tantangan bagi pembangunan Kota Magelang seperti penurunan permintaan tenaga kerja, peningkatan pengangguran, ketidakstabilan sosial, penurunan akses masyarakat terhadap layanan publik hingga penurunan investasi.  Pemerintah perlu berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang semakin kompleks, meningkatkan investasi dalam infrastruktur untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing daerah, serta memperkuat kerja sama antara pemerintah, swasta dan lembaga non-pemerintah dalam merancang dan melaksanakan strategi pembangunan ekonomi yang efektif (RPJMD Kota Magelang, 2024).


Tiga lapangan usaha dengan distribusi terbesar dalam perekonomian Kota Magelang tahun 2024 adalah industri Pengolahan 16,49%, konstruksi 15,93% serta perdagangan besar dan eceran : reparasi mobil dan sepeda motor 13,98%.  Ketiga lapangan usaha tersebut merupakan lapangan usaha potensial di Kota Magelang yang perlu dioptimalkan agar kontribusinya terhadap PDRB semakin meningkat. 


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Magelang yang merupakan ukuran pencapaian dasar pembangunan manusia di suatu wilayah berdasarkan umur panjang dan sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak, selama 3 tahun terakhir menunjukkan kategori sangat tinggi yaitu : 80,39; 81,17 dan 82,15.  Data ini menunjukkan arah pembangunan manusia di Kota Magelang berjalan positif, namun tantangan ke depan adalah menjaga keberlanjutan dan pemerataan kualitas di semua dimensi pembangunan manusia. 


Bagaimana dengan pertumbuhan penduduk di Kota Magelang?  Pada tahun 2024 pertumbuhan penduduk hanya 0,35%, mengindikasikan tren stagnasi bahkan cenderung menurun.  Di sisi lain, jumlah lansia usia ≥60 tahun mencapai 19.864 jiwa, atau sekitar 15% dari total penduduk, menunjukkan gejala aging population yang semakin nyata.


Pengangguran terbuka mengalami penurunan semenjak tahun 2022 hingga 2024 yaitu : 6,71%, 5,25% dan 4,40%.  Begitu pula dengan jumlah penduduk miskin juga mengalami penurunan yaitu : 7,10%, 6,11% dan 5,94%.  Mayoritas pengangguran berasal dari lulusan SLTA sederajat (43,34%), menunjukkan ketidaksesuaian keterampilan kerja dengan pasar kerja.  Ini mengindikasikan bahwa produktivitas tenaga kerja rendah dan Kota Magelang belum siap menghadapi tantangan pembangunan ekonomi berbasis inovasi dan industri digital.  Sebagai Kota terkecil di Indonesia dengan luas wilayah hanya 18,56 Km2,  Kota Magelang menghadapi tantangan urbanisasi, keterbatasan lahan karena alih fungsi lahan, kurangnya ruang terbuka hijau, ketergantungan air bersih, dinamika sosial ekonomi, aging population serta kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan publik.  Transformasi menuju Smart City dipandang sebagai strategi kunci untuk:meningkatkan daya saing Kota Magelang.

 

DATA SEBAGAI SENJATA DAYA SAING

Pemanfaatan data menjadi senjata utama Kota Magelang dalam membangun daya saing di berbagai sektor antara lain :

Ekonomi Lokal Dan Umkm 

Dengan memanfaatkan data NIB (Nomor Induk Berusaha) dan KBLI (Klasifikasi Buku Lapangan Usaha Indonesia), maka dapat dketahui data pelaku UMKM, tren pasar, hingga pola konsumsi masyarakat.  Dengan demikian potensi ekonomi lokal Kota Magelang dapat diketahui, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendorong ekonomi kreatif, industri halal, hingga pertanian perkotaan (Setiawan & Nurmandi, 2020).

Layanan Publik 

Berbagai inovasi layanan publik Kota Magelang telah dibangun diataranya Sistem informasi layanan kelahiran (SI BULAN), Sistem Informasi Geospasial (SIG), Sistem Informasi Bagian Hukum serta Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (SiABAH dan JDIH), Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIMBANGDA), Aplikasi Layanan Smartcity Terpadu (Magesty), Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI), Portal Satu Data Kota Magelang (DataGO), Sistem Informasi Manajemen Kelurahan (SIMKEL), Penilaian keamanan sistem pemerintahan digital (SPBE security), dapat dikembangkan lebih lanjut dan diintegrasikan untuk mempercepat layanan.

Partisipasi Masyarakat

Forum warga berbasis data baik offline seperti Musrenbang dengan visualisasi spasial/peta, maupun online seperti infrastruktur data partisipatif, sangat efektif dalam membuat kebijakan lebih inklusif, transparan, dan berkelanjutan.

Smart City

Kota Magelang telah memiliki Masterplan Smart City Kota Magelang 2024-2033 yang mencakup misi utama : Digitalisasi layanan publik yang cepat, murah, transparan, pengembangan ekosistem ekonomi cerdas berbasis UMKM, industri kreatif dan pariwisata, peningkatan kualitas lingkungan dan infrastruktur kota yang ramah lingkungan serta membangun masyarakat digital melalui literasi teknologi dan partisipasi aktif.  Jika dikelola dengan data yang terintegrasi, ini bisa menjadi salah satu best practice kota kecil di Indonesia.

 


STRATEGI MENUJU KOTA MAGELANG BERDAYA SAING

 

image.png 547.88 KB

 

Untuk memanfaatkan data secara optimal, beberapa strategi yang bisa dilakukan : 

Penguatan Literasi Data SDM

ASN dan masyarakat perlu memahami pentingnya data.  Sistem perencanaan berbasis data dan evidence-based policy serta implementasi sistem teknologi informasi dalam mendukung efisiensi dan transparansi untuk penguatan tata kelola pemerintahan.  Program pelatihan, sertifikasi dan literasi digital menjadi kunci (BRIN, 2023c).

Kolaborasi

Konsep kolaborasi antar berbagai stakeholder (pemerintah, swasta, perguruan tinggi, media, NGO dan Masyarakat sebagai subyek menjadi sangat krusial untuk dijalankan mengingat keterbatasan dari setiap stakeholder.

Pemanfaatan Data Oleh Pemerintah dan Layanan Publik

Digitalisasi layanan publik berbasis data akan meningkatkan kecepatan, akurasi, dan transparansi.  Data untuk mengintegrasikan infrastruktur kota, memantau kebutuhan infrastruktur, memantau lalu lintas, meningkatkan efisiensi energi, meningkatkan kualitas hidup warga kota serta mempercepat pertumbuhan ekonomi digital.

Transparansi dan Keterbukaan Informasi Publik

Masyarakat perlu memiliki akses terhadap informasi publik, termasuk laporan kinerja pemerintah.  Hal ini sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) (OECD, 2020).

Monitoring dan Evaluasi Berbasis Data 

Monitoring dan evaluasi untuk menilai efektivitas kebijakan dan program yang dijalankan.  Setiap program pembangunan perlu dilengkapi indikator kinerja berbasis data agar dapat dievaluasi secara objektif (Bappenas, 2020).

 


MASA DEPAN KOTA MAGELANG

Kota Magelang berpeluang menjadi Role model kota kecil yang cerdas dan berdaya saing dengan pendekatan berbasis data. “Data is the new oil, but refined data is the new power”, bukan sekadar mengumpulkan data, tetapi mengolah, menganalisis, dan menggunakannya untuk kepentingan publik yang akan membawa Magelang menuju masa depan yang lebih cerah, inklusif dan berkelanjutan.