Sinergi Data, Teknologi, Dan Kebijakan Menuju Kota Magelang Yang Berkelanjutan
Oleh: Muhamad Arif (Universitas Tidar)
Kemajuan teknologi informasi telah membawa perubahan besar dalam tata kelola kota di seluruh dunia. Jika dulu pemerintah mengandalkan laporan manual, survei berkala, dan mekanisme birokrasi yang panjang dalam pengolahan data, kini data dapat diperoleh secara real-time dan diolah menggunakan teknologi untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan akurat. Kota Magelang, sebagai kota menengah di Indonesia, ikut memanfaatkan peluang ini dengan membangun sistem Big Data untuk memperkuat tata kelola pemerintahan, meningkatkan layanan publik, serta merancang program dan pembangunan yang lebih berkelanjutan.
Gambar 1. Tampilan DataGo Kota Magelang
Melalui sistem ini, kini sebuah kota dapat dengan segera memantau kondisi warganya secara real-time, mulai dari jumlah keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, bagaimana tingkat kesehatan masyarakat di tiap kecamatan, bagaimana persebaran kualitas pendidikan, hingga bagaimana tingkat kepuasan warga terhadap layanan pemerintah. Informasi seperti ini dulu hanya bisa didapatkan melalui survei panjang dan menghabiskan biaya besar, namun kini hal tersebut dapat diwujudkan dengan mengintegrasikan data dari berbagai sumber ke dalam satu sistem. Kota Magelang telah mewujudkan sistem ini melalui platform Data Government Online atau yang lebih dikenal dengan nama DataGO dapat diakses melalui datago.magelangkota.go.id/.
Gambar 2. Sinerg Kolaborasi Data, Teknologi dan Kebijakan
Sinergi ini dapat dimaknai sebagai kolaborasi erat antara tiga komponen utama:
Data: Pengumpulan dan pengelolaan data yang akurat dan valid dalam jumlah besar dari berbagai sektor pemerintahan dan masyarakat.
Teknologi: Penggunaan teknologi informasi, khususnya Big Data dan sistem informasi terpadu, untuk mengolah, memvisualisasikan, dan mendistribusikan data secara efisien dan aman.
Kebijakan: Regulasi dan standardisasi tata kelola data serta kebijakan pembangunan kota yang responsif dan berbasis bukti (evidence-based policymaking).
Apa itu Big Data? Sederhananya Big Data adalah kumpulan data besar, kompleks, dan beragam yang dikumpulkan dengan kecepatan tinggi. Data ini bisa berasal dari berbagai sumber, mulai dari sensor kota, laporan digital, aplikasi layanan publik, hingga data administratif yang dikumpulkan dari instansi pemerintahan. Dalam skala kota, data ini mencakup informasi sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, hingga infrastruktur. Tantangan utama bukan hanya volume data yang besar, tetapi juga bagaimana data tersebut diolah, dianalisis, dan dimanfaatkan menjadi informasi yang berguna. Saat Big Data digabungkan dengan teknologi analitik canggih, termasuk Artificial Intelligence (AI), hasilnya dapat menjadi landasan yang kuat untuk kebijakan berbasis bukti atau evidence-based policy (Oktaviarosa, 2024).
Bagi Kota Magelang, menggunakan Big Data bukan hanya mengikuti tren tuntutan digitalisasi global, tetapi merupakan langkah strategis untuk memahami kebutuhan masyarakat secara lebih mendalam dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Melalui DataGO, pemerintah kota berusaha mewujudkan pengelolaan data yang terintegrasi, transparan, dan dapat diakses secara real-time. DataGO mengintegrasikan data dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi terkait dalam satu platform digital yang terbuka. Oleh karena itu, informasi terkait kemiskinan, pendidikan, kesehatan, demografi, dan kepuasan masyarakat dapat dipantau setiap saat oleh pemerintah maupun masyarakat.
Gambar 3. Menu Geoportal Kota Magelang
Manfaat yang diperoleh, misalnya data kemiskinan yang dikelola secara detail membuat program bantuan sosial lebih tepat sasaran. Sehingga tidak ada lagi tumpang tindih penerima bantuan, karena pemerintah bisa dengan jelas memetakan keluarga yang benar-benar membutuhkan bantuan. Demikian juga dengan data kepuasan publik, yang memungkinkan pemerintah menerima umpan balik langsung dari masyarakat untuk segera memperbaiki kualitas layanan. Bahkan dalam konteks pembangunan, fitur Geoportal dan Metadata di DataGO memberikan gambaran peta kondisi wilayah kota. Data spasial ini menjadi sangat penting untuk merencanakan pembangunan infrastruktur seperti jalan, fasilitas kesehatan, sekolah, hingga ruang terbuka hijau, karena berbasis pada kebutuhan nyata masyarakat di lapangan.
Berbagai penelitian mendukung pentingnya pemanfaatan Big Data dalam pembangunan kota. Andriani dkk., (2022) dalam penelitiannya menegaskan bahwa Big Data adalah fondasi utama smart city yang mampu meningkatkan efisiensi pelayanan publik sekaligus memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemerintahan. Tanpa data yang memadai, pembangunan kota sering kali meleset dari kebutuhan riil warganya. Menggunakan data yang lengkap, kebijakan dapat diarahkan tepat sasaran dan berdampak langsung pada kesejahteraan. Sementara itu, Fajri dkk., (2025) menambahkan bahwa ketika Big Data dipadukan dengan kecerdasan buatan, kota dapat mengambil keputusan lebih cepat dalam berbagai bidang, termasuk manajemen transportasi, distribusi energi, dan penanggulangan bencana. Hal ini tentu relevan untuk Kota Magelang yang memiliki keterbatasan wilayah dan sumber daya, sehingga efisiensi menjadi kunci.
Meski begitu, perjalanan Kota Magelang dalam memanfaatkan Big Data tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi yaitu:
1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) Profesional
Pengelolaan Big Data dan analitik teknologi membutuhkan tenaga ahli di bidang data science, keamanan siber, serta manajemen informasi. Di tingkat daerah, keahlian ini masih terbatas, sehingga pemerintah perlu bekerja sama dengan perguruan tinggi, lembaga penelitian, maupun sektor swasta untuk memperkuat kapasitas SDM.
2. Keamanan dan Privasi Data
Data yang dikumpulkan oleh pemerintah kota sering kali mencakup informasi sensitif, sehingga harus ada regulasi ketat dan sistem keamanan yang kuat untuk mencegah kebocoran maupun penyalahgunaan data.
3. Kesiapan Infrastruktur Teknologi
Pengolahan data real-tim membutuhkan jaringan internet yang stabil, pusat data yang handal, dan perangkat keras yang memadai. Beberapa daerah masih menghadapi tantangan dalam hal ini.
4. Integrasi Antar Sistem dan Sumber Data
Integrasi antar sumber data juga menjadi kendala, karena data berasal dari berbagai format, standar, dan instansi yang berbeda. Sehingga diperlukan standarisasi dan platform interoperabel agar data dapat diintegrasikan dan dianalisis secara utuh.
5. Perubahan Budaya Organisasi
Pemanfaatan Big Data juga butuh perubahan mindset dari birokrasi tradisional menuju manajemen yang lebih terbuka, adaptif, dan data-driven.
Meski demikian, Kota Magelang bisa belajar dari kota lain yang telah lebih dulu menerapkan Big Data. Jakarta misalnya, menggunakan Big Data untuk memonitor lalu lintas, pengaduan warga, hingga pengelolaan bencana secara real-time. Surabaya berfokus pada pemanfaatan data untuk mengurangi kemiskinan dan memperbaiki sanitasi. Kota internasional seperti Singapura dan Barcelona bahkan sudah memanfaatkan kombinasi Big Data, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan distribusi energi, mengelola transportasi pintar, serta menjaga kualitas lingkungan hidup (Efendi dan Ningsih (2025). Melalui penyesuaian skala dan kapasitas, Kota Magelang dapat mencontoh praktik baik dari kota-kota tersebut sembari mengembangkan keunggulannya sendiri. Strategi mengoptimalkan penggunaan Big Data di Kota Magelang mencakup beberapa strategi utama yang perlu diterapkan:
1. Penguatan Kapasitas Sumber daya Manusia (SDM): Penguatan kapasitas SDM adalah yang paling mendesak, melalui pelatihan, sertifikasi, serta kerja sama dengan perguruan tinggi lokal.
2. Peningkatan Infrastruktur Teknologi: Infrastruktur teknologi juga harus ditingkatkan, terutama jaringan internet, pusat data, serta sistem keamanan siber.
3. Standarisasi Data dan Interoperabilitas: Standarisasi data dan interoperabilitas menjadi kunci agar berbagai sumber data dapat disatukan dalam satu sistem yang utuh.
4. Kebijakan Keamanan dan Privasi yang Ketat: Kebijakan perlindungan data juga perlu ditegakkan secara ketat agar privasi warga terjamin.
5. Kolaborasi Multi-Stakeholder: Sangat penting juga membangun kolaborasi multi-stakeholder, melibatkan pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Kolaborasi ini penting agar pengelolaan data tidak hanya menjadi domain pemerintah, tetapi juga hasil kerja bersama yang lebih inklusif.
6. Pemanfaatan AI dan Machine Learning: Mengintegrasikan kecerdasan buatan untuk analisis prediktif dalam mendukung perencanaan mitigasi bencana, prediksi kebutuhan sosial, hingga pengaturan tata ruang dan sumber daya.
Implementasi Big Data tidak hanya membawa manfaat praktis bagi layanan publik, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang lebih luas. Melalui data yang terbuka, masyarakat memiliki kesempatan lebih besar untuk terlibat dalam pembangunan. Mereka bisa mengawasi kinerja pemerintah, memberikan masukan, bahkan ikut serta dalam merancang solusi untuk permasalahan kota. Hal ini sejalan dengan semangat demokrasi partisipatif, di mana warga tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi juga subjek yang aktif berkontribusi. Kota Magelang dengan segala potensinya dapat menjadi percontohan kota menengah di Indonesia yang berhasil memadukan data, teknologi, dan kebijakan untuk kesejahteraan masyarakat. Implementasi DataGO menandai perubahan cara pandang dalam tata kelola pemerintahan: dari sekadar administratif menuju pengelolaan berbasis bukti. Melalui keberanian mengubah budaya birokrasi tradisional menjadi lebih terbuka dan adaptif, Kota Magelang berpotensi menjadi kota cerdas yang inklusif dan berkelanjutan.
Pada akhirnya, Big Data bukan sekadar kumpulan angka yang tersimpan di server, melainkan instrumen strategis untuk memahami denyut nadi kota dan warganya. Kota yang mampu membaca data dengan benar akan lebih siap menghadapi tantangan urbanisasi, perubahan iklim, maupun dinamika sosial yang semakin kompleks. Untuk itu, sinergi antara data, teknologi, dan kebijakan menjadi sangat penting. Tanpa kebijakan yang tepat, data dan teknologi hanya menjadi alat yang kurang maksimal. Sebaliknya, kebijakan yang berbasis data akan menjadikan kota lebih responsif, adaptif, dan tangguh menghadapi masa depan.
Saat ini, Kota Magelang berada pada jalur menuju smart city yang berkelanjutan. Transformasi digital lewat DataGO merupakan pondasi awal yang kuat. Meski banyak tantangan, potensi yang dimiliki juga sangat besar. Jika strategi penguatan SDM, infrastruktur teknologi, perlindungan data, serta kolaborasi lintas sektor dijalankan secara konsisten, Kota Magelang bukan hanya akan menjadi kota yang efisien, tetapi juga kota yang mampu memberikan kesejahteraan bagi semua warganya secara inklusif. Kota Magelang dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia, bahwa membangun kota berkelanjutan tidak selalu membutuhkan skala metropolitan yang besar. Yang terpenting adalah keberanian untuk berubah, keterbukaan dalam mengelola data, dan kemauan untuk menjadikan teknologi sebagai mitra dalam merumuskan kebijakan. Dari sinilah lahir sebuah keyakinan bahwa masa depan kota yang cerdas, adil, dan berkelanjutan dapat diwujudkan, dimulai dari kota yang bersahaja namun visioner seperti Kota Magelang.