Magelang, Sejarah, Budaya, Wisata, Dan Perkembangannya
Oleh: Riskia Nafa Aulia Putri (SMP N 5 Kota Magelang)
Sejarah awal Magelang adalah desa perdikan Mantyasih, yang berarti "beriman dalam cinta kasih". Desa ini menjadi simbol ketahanan dan kepercayaan, Hal ini dibuktikan dengan adanya lumpang batu di Kampung Meteseh yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan perdikan. Menurut cerita rakyat, nama Magelang berasal dari strategi Pangeran Purbaya yang mengepung hutan Kedu dengan gerakan melingkar menyerupai gelang untuk mengalahkan raja jin. Pada abad ke-18, Inggris menjadikan Magelang sebagai pusat pemerintahan setingkat kabupaten. Mas Ngabehi Danukromo, bupati pertama di masa Inggris, merintis pembangunan alun-alun, kediaman bupati, dan masjid. Belanda melihat posisi strategis Magelang dan menjadikannya kota militer serta pusat lalu lintas ekonomi. Kota ini mendapat julukan "Tuin van Java" (Taman Jawa) karena keindahan alamnya dan dibangunnya fasilitas perkotaan seperti menara air dan perusahaan listrik
Magelang terus berkembang sebagai kota yang ramai dan menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia. Berbagai bangunan peninggalan sejarah dari era kolonial dan fasilitas modern menunjukkan perkembangannya sebagai kota yang dinamis. Magelang diakui sebagai salah satu kota tertua di Indonesia berdasarkan prasasti-prasasti kuno seperti Gilikan dan Mantyasih, dengan penetapan hari jadinya pada 11 April 907. Dengan sejarahnya yang panjang, Magelang menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik, di mana pengunjung bisa melihat jejak-jejak masa lalu, mulai dari lumpang batu di Kampung Meteseh hingga peninggalan masa colonial. Selain itu, Di Kota Magelang ini, kita juga akan banyak menjumpai bangunan – bangunan tua yang saat ini dialihfungsikan, salah satunya menjadi tempat wisata berupa museum, Adapun museum tersebut diantaranya adalah :
1. Museum OHD
2. Museum BPK RI
3. Museum Diponegoro
4. Museum Sudirman
5. Museum Abdul Djalil
6. Museum Bumiputera
Selain museum, di Kota Magelang juga banyak kita jumpai wisata lainnya, berupa :
Kebun Raya Gunung Tidar
Gunung Tidar berdiri di bagian selatan Kota Magelang dengan ketinggian 503 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan luas 70,1 hektar. Gunung Tidar dikenal dengan legenda “Paku Tanah Jawa”. Kebun Raya Gunung Tidar menawarkan wisata alam dan juga religi melihat banyaknya makam tokoh agama di sana.
Taman Kyai Langgeng ( TKL )
Taman Kyai Langgeng Ecopark merupakan perpaduan harmonis antara alam dan hiburan, menawarkan pengalaman seru bagi pengunjung dari berbagai kalangan. Dengan segudang wahana yang menarik, mulai dari Botanical Park yang memikat dengan keindahan flora langka, hingga Edu Park yang memperkaya pengetahuan melalui interaktifitas edukatifnya.
Alun-alun Kota Magelang
Alun-Alun Magelang adalah salah satu ikon kota Magelang, Jawa Tengah, yang menjadi pusat aktivitas masyarakat setempat. Alun-alun ini terletak di pusat kota dan dikelilingi oleh berbagai bangunan penting, seperti Masjid Agung Magelang, Kantor Walikota, serta beberapa toko dan restoran. Alun-Alun Magelang terletak di pusat kota, menjadikannya mudah diakses dari berbagai arah. Lokasinya yang strategis juga membuatnya menjadi tempat berkumpulnya warga dan wisatawan. Alun-Alun Magelang adalah tempat yang ideal untuk menikmati suasana kota yang tenang dan bersantai sambil menikmati pemandangan sekitar.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik ( BPS ), berikut bisa kita lihat perkembangan jumlah objek wisata di Kota Magelang selama Tahun 2024.
Sumber: Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata Kota Magelang
Dari tabel diatas, terlihat bahwa objek wisata di Kota Magelang didominasi oleh wisata Sejarah berupa museum sejumlah 6 museum dan wisata lainnya berupa pasar, pusat kuliner, kerajinan berjumlah 15 buah. Untuk mengetahui perbandingan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara selama Tahun 2024, berikut saya sajikan data kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara selama Tahun 2024.
Sumber: Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata Kota Magelang
Dari tabel diatas, terlihat bahwa tingkat kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara tahun 2024 apabila dikomparasikan, masih didominasi oleh wisatawan domestik, dimana selama tahun 2024 jumlah kunjungan wisatawan domestik sebesar 856.284 orang dan mancanegara sejumlah 283 orang. Untuk objek wisata dengan jumlah kunjungan terbesar masih dominasi oleh Gunung Tidar, Taman Kyai Langgeng, dan Museum BPK.
Sumber: DataGO Kota Magelang
Dari data diatas, terlihat bahwa potensi terbesar kesenian di Kota Magelang adalah dari seni kasidah, drum band, Reog, sanggar tari, dan orkes keroncong. Dan hampir di semua Kelurahan di wilayah Kota Magelang memiliki potensi kesenian masing-masing. Kelompok – kelompok kesenian juga banyak bermunculan bagaikan jamur di musim penghujan. Melihat data potensi diatas, terlihat bahwa potensi wisata di Kota Magelang masih sangat terbuka untuk dikembangkan. Pemerintah Kota melalui Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya harus bisa membuat kegiatan atau event untuk menarik turis domestik dan atau turis mancanegara bisa lebih banyak berkunjung ke Kota Magelang, antara lain dengan mengembangkan dan mempromosikan atraksi budaya unik seperti festival dan tradisi lokal serta kesenian tradisional seperti kuda lumping, warok, dan topeng ireng, dsb. Adapun Upaya-upaya untuk memajukan kesenian dan budaya dalam rangka menarik minat wisatawan diantaranya :
Mendirikan dan Memanfaatkan Rumah Budaya:
Pusat Interaksi Seniman: Rumah Budaya dapat menjadi wadah bagi seniman, budayawan, dan sejarawan untuk berdiskusi, berlatih, dan beraktivitas bersama.
Fasilitasi Kegiatan: Di tempat ini, dapat diselenggarakan pentas seni, sarasehan, diskusi buku, dan seminar untuk mengembangkan seni dan budaya di Kota Magelang.
Menggelar Pentas dan Festival Seni:
Parade Gebyar Seni Budaya: Kegiatan ini dapat dilakukan dalam bentuk karnaval budaya untuk memeriahkan momen tertentu, seperti HUT Kemerdekaan RI, sekaligus melestarikan kesenian daerah.
Festival Ketoprak: Menggelar festival seperti ini dapat menggairahkan kembali kesenian tradisional dan meningkatkan apresiasi serta kepedulian masyarakat terhadap seni tradisional.
Promosi Melalui Media Digital: Pertunjukan seni dapat ditampilkan secara virtual dan disiarkan melalui media sosial untuk menjangkau masyarakat luas, seperti yang pernah dilakukan pada masa pandemi COVID-19
Pengembangan Ekonomi Kreatif:
Pasar Budaya: Menyelenggarakan Pasar Budaya dapat menjadi sarana efektif untuk mempromosikan produk UMKM yang berkaitan dengan seni dan budaya lokal, serta meningkatkan penghasilan masyarakat.
Kolaborasi Ekonomi Kreatif: Kegiatan ini dapat menyatukan seniman, komunitas seni budaya, dan UMKM untuk membangun ekosistem yang saling menguntungkan dan berdaya saing.
Meningkatkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat:
Mengadakan Lomba dan Pentas Seni: Masyarakat dapat diikutsertakan dalam berbagai kegiatan kesenian, seperti lomba dan pentas seni, untuk menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya lokal.
Edukasi Seni dan Budaya: Melalui kegiatan-kegiatan ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keragaman budaya dapat dipupuk sejak dini khususnya bagi generasi muda. Harapannya kecintaan generasi muda terhadap kesenian akan mendongkrak pertumbuhan sektor pariwisata.
Upaya lainnya yang bisa dilakukan oleh para pelaku wisata dalam rangka menarik wisatawan adalah dengan membuat paket wisata napak tilas di Kota Magelang. Napak tilas ini bisa dimulai dengan mengunjungi bangunan tua yang memiliki nilai sejarah seperti plengkung, dilanjutkan dengan berwisata ke kebun raya Gunung Tidar dan diakhiri dengan wisata kuliner ke pasar, pusat kuliner alun-alun, atau menikmati makanan khas Magelang seperti tahu kupat, pusat produksi gethuk, atau wisata kuliner lainnya. Dari berbagai banyak Solusi yang ditawarkan, hal yang paling cocok dan baik untuk dilakukan dalam rangka memajukan pariwisata di Kota Magelang adalah “Wisata Napak Tilas Kota Sejuta Bunga”. Pada kegiatan Wisata Napak Tilas ini, kita bisa merancang perjalanan wisata yang bermakna dan menyenangkan bagi wisatawan dengan menelusuri berbagai bangunan kuno, tempat kuliner, landmark, dan jalan-jalan indah yang dibangun di Kota Sejuta Bunga ini.
Dengan adanya berbagai potensi tersebut, maka sudah sepantasnyalah apabila para pemangku kepentingan, dinas kebudayaan dan pariwisata bersama tokoh masyarakat serta seluruh warga Kota Magelang untuk “nyengkuyung” Bersama-sama, menggali potensi yang kesenian sudah ada untuk terus dikembangkan dalam rangka memajukan dunia pariwisata di Kota Magelang. Dengan majunya sektor pariwisata, maka akan mendatangkan devisa dan pendapatan bagi seluruh warga Kota Magelang khususnya, yang pada hakikatnya akan meningkatkan kesejahteraan hidup seluruh warga Kota tercinta ini.