Magelang, Kota Impian Pemberi Ketentraman

Tuesday 2nd of September 2025 12:00:00 AM

Oleh: Sisca T. Gurning (Institut Media Digital Emtek)


Kota Magelang baru saja melewati usia 1.118 tahun. Tentunya usia yang tidak bisa dianggap tua lagi. Umur panjang, penuh cerita. Berawal dari desa kecil bernama Meteseh, persisnya ada di jantung Magelang Tengah. Di sana ditemukan bukti sejarah dari sebuah prastasti kuno peninggalan Raja Balitung yang menandai lahirnya Desa Perdikan Mantyasih. Nama Mantyasih sendiri selaras dengan unsur ‘asih’ yang dimaknai sebagai ‘beriman dalam cinta kasih,” sebuah pesan sederhana tapi mendalam yang masih sangat relevan hingga saat ini. Di balik sejarah panjang, dari Kerajaan Mataram kuno, jaman penjajahan hingga kemerdekaan, Kota Magelang berkembang dari kota kecil yang tenang namun punya daya tarik yang tidak bisa disepelekan. Salah satunya, letak kota berada di tengah tengah ceruk 5 gunung yang ada di Jawa Tengah, di ketinggian 355 di atas permukaan laut. Udara sejuk dan berkabut sering mewarnai suasana kota saat pagi menjelang. Posisinya pun  berdekat dengan Kota Yogyakarta dengan jarak tempuh satu jam perjalanan berkendaraan. Dan  dengan kota kota peyanggah lainnya seperti Purworejo, Salatiga, Wonosobo dan Solo. 


Kota Magelang seperti baru disadari keberadannya dan menjadi sorotan akhir akhir ini, ketika Presiden Prabowo Subianto menggelar acara retreat bersama para menterinya. Sebenarnya bukan sesuatu yang asing bagi kota yang cukup unik karena punya gunung kecil, gunung Tidar di tengah kotanya, sudah dikenal sebagai pusat militer sejak jaman Hindia Belanda. Kota ini pula jadi saksi sejarah, di mana Putra Sulung Hamengkubuwono  III, Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Makassar. Adanya Akademi Militer Angkatan Darat yang sudah melahirkan banyak jenderal, bahkan dua presiden Republik Indonesia, yaitu: Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto. Wajar kalau aura strategis dan historis Magelang menjadi daya pikat dan perhatian secara nasional.  


Sebenarnya kesadaran akan potensi kota ini sudah cukup lama dilirik. Seperti mendapat predikat sebagai kota paling layak huni di Indonesia menurut survei Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) tahun 2022. Survei ini berdasarkan penilaian warga dari 52 kota di Indonesia tentang nyamannya sebuah kota untuk dijadikan tempat tinggal, dengan mengukur rata rata indeks kelayakan kota secara nasional. Kota ini disejajarkan dengan kota kota lain seperti Solo, Yogyakarta dan Cirebon, sebagai kota dengan kualitas hidup terbaik. Pengakuan demi pengakuan semakin nyata, tahun 2024, sebagai kota yang berpenduduk lebih dari 128 ribu jiwa ini, kembali mendapat penghargaan Pemerintahan Provonsi Jawa Tengah, sebagai kota yang nyaman, aman dengan layanan publik yang memadai. 


Mari kita lihat potensi besar Kota Sejuta Bunga ini melalui data Indonesia Most Livable City Index (MLCI) 2022 yang diterbitkan oleh IAP.  Diprediksi bahwa di Indonesia pada tahun 2035, dua dari tiga orang Indonesia memilih akan tinggal di kota sedang (medium city), atau diperkirakan 66,6% dari penduduk Indonesia. Dan sisanya sebesar 33,4% memilih untuk menetap di desa. Alasan memilih kota tentunya bagi mereka yang terbiasa tinggal di perkota, bahwa kota merupakan tempat berkumpulnya modal dan kesempatan untuk bekerja. Data keinginan warga untuk tinggal di kota menengah 10 tahun mendatang dipertegas kembali dari hasil analisis tim Jurnalisme Data Harian Kompas tahun 2024. Informasi ini juga mendukung data bahwa keinginan warga untuk menetap di sebuah kota yang layak huni makin meningkat, terutama tuntutan akan lingkungan sehat, aman, dengan infrastruktur baik, dan biaya hidup yang terjangkau. 


Banyak orang saat ini punya angan angan untuk hidup di sebuah kota kecil menengah, yang lengkap, nyaman dan memberi ruang hidup yang lebih santai. Warga menghindari hidup di kota besar yang setiap harinya harus menghadapi kemacetan dan kebisingan kotanya. Data Kompas di atas menempatkan Kawasan Kedu Raya, di mana Kota Magelang termasuk dalam area tersebut, mulai mendapat perhatian. Kota Magelang bahkan menempati urutan pertama sebagai kota ideal dengan skor 70,7, sebagai kota yang menawarkan kenyamanan, kesejahteraan, dan lingkungan yang mendukung hidup damai. Bisa menikmati banyak waktu luang. Mimpi mimpi ini timbul seiring dengan munculnya gaya hidup slow living dan semakin berkembang, seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.   Gaya hidup slow living ini digadang gadang dapat mengurangi  stress, depresi dan kecemasan. Keinginan agar bisa fokus pada kesadaran dan kesederhanaan, agar bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Dengan cara menghargai setiap momen kehidupan, dengan melakukan sesuatu dengan lebih baik, cermat dan welas asih. 


Pertumbuhan kota kota yang ada di Indonesia terus semakin berkembang. Ekonomi dan kesejateraan negara salah satunya ditopang oleh kota.  Pembangunan ekonomi di era digital ini memang seharusnya dimulai dari kota. Siapa yang menjadi tuan dari sebuah kota? Keadaan itu yang akan mewarnai pembangunan dan kehidupan kotanya. Kota Magelang, yang sudah berusia 11 abad ini, bisa menjadi kota inisiator dalam membangun kotanya untuk masa depan warga yang akan memilih menetap di kota seperti Magelang. Karena kota ini menawarkan jawaban dari keinginan dan angan untuk tinggal di kota yang mempunyai fasilitas dan infrastruktur yang lengkap, kalau bisa juga ditunjang dengan suasana yang nyaman, tetap bisa produktif dan udara yang sejuk. Semua ini sangat memungkinkan untuk ditawarkan Kota Magelang. Hal ini bisa menjadi sebuah peluang dan tantangan ke depan, agar membangun kota yang siap menawarkan kehidupan yang aman dan damai.


Dengan segala penghargaan dan pilihan tempat tinggal, Kota Magelang akan menjadi target utama tujuan investasi masa tua atau kehidupan yang nyaman buat warga modern. Pilihan tinggal di Kota Magelang pilihan tepat buat warga yang tetap ingin memiliki privasi kehidupan, karena tinggal di kota tidak ada yang benar-benar memperhatikan siapa kita, sehingga kita masih bisa berekspresi sesuai dengan keinginan dan gaya kita. Keunnggulan lain Kota Magelang menjadi pilihan yang menjanjikan karena dapat menawarkan kehidupan kota yang maju dan sangat dekat dengan wilayah pedesaan yang ada di bahwa kaki Gunung Sumbing.  Rasa kota namun tetap bisa menikmati suasana  pedesaan. Kota yang maju, bukanlah hanya banyaknya industri, namun sebuah kota di dalamnya ada kehidupan yang berkelanjutan dengan warganya yang sehat dan bahagia. 


Data dan informasi ini bisa menjadi pijakan buat kita semua untuk melihat Magelang di usia ke-1128. Membangun kota menjadi tempat perlindungan bagi para pendatang agar mereka menemukan rasa aman dan tenang. Melihat indahnya masa depan di mana warganya bisa saling mengandalkan satu sama lain, membangun identitas kota menjadi kuat. Hidup tenang, nyaman dan bahagia akan menjadi tuntutan utama di masa depan. Magelang bisa menjadi jawabnya. 


Kota yang diawal kemunculnya mendapat makna sebagai sebuah kawasan yang beriman dalam cinta kasih, dapat diwujudkan menjadi sebuah kota modern yang memberikan harapan bagi warganya.  Kota yang beriman penuh dengan cinta kasih, hangat dan bersama sama menuju kota yang menjanjikan harapan yang sejahtera. Membangun bangsa dengan membangun kotanya menjadikan kota impian dengan rasa tentram.