Kota Magelang Mandiri Berdayakan Ekonomi Kota Sejuta Cerita
Oleh: Tri Wahono (Kemenag Kota Magelang)
Kota Magelang, dengan luas wilayah 18,12 km² yang terbagi dalam tiga kecamatan dan 17 kelurahan, merupakan kota kecil di Jawa Tengah. Namun, potensi yang dimiliki Kota Magelang sangat luar biasa, baik sebagai kota jasa maupun kota pariwisata. Sebagai kota jasa, Magelang menjadi pusat kegiatan ekonomi dengan tiga pasar yang potensial untuk perputaran hasil bumi dan komoditas lainnya. Sebagai kota wisata, Magelang memiliki Gunung Tidar yang dikenal sebagai “paku tanah Jawa” sekaligus destinasi wisata spiritual, serta Taman Kyai Langgeng sebagai pusat rekreasi keluarga.
Selain itu, Magelang juga berperan sebagai kota pendidikan dengan keberadaan kampus-kampus besar seperti Universitas Tidar (UNTIDAR), Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), AKATIRTA, Poltekkes Kemenkes, STIKES Bhakti Nusantara, Akademi Militer, STMIK Bina Patria, dan STIKES Kesdam IV Diponegoro. Potensi ini menjadi modal penting dalam membangun kemandirian masyarakat melalui sumber daya manusia yang unggul. Namun, pertanyaannya adalah: strategi pemberdayaan ekonomi seperti apa yang tepat untuk kota yang hanya memiliki tiga kecamatan ini?
Memberdayakan Masyarakat
Masyarakat Kota Magelang memiliki kompetensi yang baik dalam penguatan ekonomi, salah satunya melalui program pemberdayaan di setiap RT/RW dengan dukungan dana operasional. UMKM menjadi tulang punggung ekonomi Magelang, dengan produk khas seperti getuk, tahu, batik, dan kerajinan logam.
Berdasarkan data Pemerintah Kota Magelang tahun 2024:
a) Kecamatan Magelang Selatan: 475unit usaha, menyerap 657 tenaga kerja usaha menengah, 473 tenaga kerja mikro, dan 2 tenaga kerja usaha kecil.
b) Kecamatan Magelang Utara: 427 unit usaha, menyerap 668 tenaga kerja usaha menengah, 425 tenaga kerja mikro, dan 2 tenaga kerja usaha kecil.
c) Kecamatan Magelang Tengah: 608 unit usaha, menyerap 837 tenaga kerja usaha menengah, dan 608 tenaga kerja mikro.
Data tersebut menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan ekonomi mandiri sangat baik untuk dikembangkan. Pengelolaan yang tepat dengan dukungan teknologi digital dan kemudahan perizinan melalui Mal Pelayanan Publik dapat memperkuat daya saing. Dinas Perindustrian dan Perdagangan diharapkan memberikan stimulus serta pendampingan bagi pelaku UMKM, sehingga tumbuh kesadaran masyarakat yang mandiri secara ekonomi. Berdasarkan Indeks Daya Saing Daerah 2024, Kota Magelang memiliki nilai Institusi 6,69 (lebih tinggi dari Jawa Tengah yang 4,71) dan nilai Infrastruktur 3,37 (meskipun masih di bawah Jawa Tengah yang 4,06). Capaian ini perlu ditingkatkan dengan fokus membangun kemandirian ekonomi berbasis jasa dan pariwisata.
Ekonomi Berbasis Wisata dan Budaya
Pengelolaan UMKM dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan. Gunung Tidar dan Taman Kyai Langgeng berpotensi memberikan nilai positif bagi pertumbuhan UMKM. Produk khas seperti getuk yang tahan hingga tiga hari dan keripik tahu menjadi keunikan Magelang yang tidak dimiliki daerah lain. Selain itu, inisiatif seperti Kelurahan Sadar Kerukunan dapat menjadi daya tarik wisata sosial-budaya, di mana wisatawan bisa menyaksikan langsung kehidupan harmonis masyarakat Magelang.
Kolaborasi Kreatif dan Generasi Milenial
Wisata dan UMKM harus berjalan seiring untuk menjaga ekosistem sosial-ekonomi. Generasi muda perlu dilibatkan melalui Karang Taruna di setiap kelurahan, dengan dukungan ruang kreatif dan fasilitas untuk mengembangkan potensi di bidang ekonomi kreatif, seperti desain grafis, konten digital, musik, dan kerajinan modern. Ruang publik yang memadai dapat menekan angka pengangguran dan kemiskinan, sekaligus merekrut lebih banyak tenaga kerjabaru.
Kolaborasi Lintas Sektor
Membangun kemandirian masyarakat Kota Magelang harus melibatkan seluruh elemen mulai dari RT/RW, kelurahan, kecamatan, hingga organisasi keagamaan. Kolaborasi menjadi bentuk penghargaan terhadap potensi lokal dan modal sosial yang dimiliki, terutama karena Magelang tidak memiliki sumber daya alam besar dan bergantung pada sektor jasa dan wisata. Sinergi antara pemerintah, UMKM, akademisi, komunitas masyarakat, generasi muda, dan media akan menjadikan Kota Magelang model kota kecil yang mandiri secara ekonomi.
Sinergi Pemerintah dan Masyarakat
Pemberdayaan ekonomi adalah kesadaran bersama yang dibangun melalui semangat gotong royong. Dengan modal budaya, sumber daya manusia, dan semangat kolektif, Kota Magelang memiliki semua syarat untuk berhasil. Melalui strategi yang tepat dan kolaborasi lintas sektor, Magelang tidak hanya akan bertahan di tengah tantangan global, tetapi juga akan tumbuh menjadi kota kecil dengan dampak besar dalam membangun kemandirian masyarakat.