Geostat Magelang : Menghubungkan Data, Merangkai Cerita Ekonomi Kreatif

Tuesday 2nd of September 2025 12:00:00 AM

Oleh: Rahmasari Nova (BKPSDM Kota Magelang)


Kota Magelang adalah kota kecil dengan luas hanya ± 16 Km2 yang berada di tengah Kabupaten Magelang. Posisi ini memiliki letak yang strategis dimana menjadi jalur distribusi barang antara wilayah Utara dan Selatan Jawa Tengah. Belum tersedianya jalan tol dan kereta api yang menghubungkan kedua wilayah tersebut menjadi wilayah yang ramai dan bermanfaat sebagai tempat transit bagi para masyarakat yang sekadar ingin beristirahat sejenak maupun mereka yang mengadakan studytour atau liburan di jalur selatan menuju jalur utara ataupun sebaliknya. Magelang sendiri juga memiliki beberapa tempat menarik yang dapat didatangi Ketika mencari penat dan oleh-oleh untuk dibawa. Terdapat beberapa sektor unggulan pariwisata di kota magelang, mulai dari wisata kuliner, sejarah dan alam. Kondisi geografis ini tidak hanya menarik dari sisi seni dan budayanya, namun juga dapat dibaca melalui angka-angka statistic kunjungan wisata dan pergerakan ekonomi daerah. Perhatian para pengendara dapat meningkatkan kunjungan pada destinasi wisata kota magelang yang ada. Dapat dilihat dari kunjungan pariwisata Kota Magelang juga meningkat dari tahun ke tahun yang dapat dilihat pada gambar berikut:


Perkembangan Jumlah Wisatawan Kota Magelang Tahun 2021-2024 Sumber : Data diolah, 2025

 

Grafik tersebut menunjukkan tren kenaikan secara konsisten mulai pada Tahun 2021 sebanyak 331 ribu orang kemudian pada Tahun 2024 hampir 1 juta Orang. Kenaikan ini didominasi oleh wisatawan domestik, sedangkan untuk wisatawan mancanegara mengalami kenaikan dari Tahun 2021 hingga Tahun 2023 sebelum menurun di Tahun 2024. Tingginya minat wisatwan di kota magelang juga dapat meningkatkan pendapat daerah melalui retribusi dan pajak daerah. Meningkatnya mobilitas pengunjung di Kota Magelang dapat menggerakkan roda perekonomian warga masyarakat dan juga berdampak juga dalam mengurangi kemiskinan. Hal ini juga selaras dengan kenaikan yang pada kenaikan jumlah UMKM di Kota Magelang sebagaimana gambar berikut:


Jumlah Pelaku UMKM Kota Magelang Tahun 2021-2024 Sumber : Data diolah, 2025


Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa terdapat penurunan pada Jumlah Pelaku Usaha Non-PKL dan Pedagang Pasar dari tahun ke tahun disebabkan adanya persaingan yang ketat dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Jumlah Pedagang Pasar dan Kaki Lima mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, hal ini menggambarkan dinamika usaha informal yang sangat adaptif terhadap kondisi yang ada di lapangan. Ketika jumlah permintaan tinggi maka jumlah pedagang akan bertambah, tetapi Ketika tekanan ekonomi meningkat maka Sebagian pedagang akan memilih untuk berhenti atau berpindah usaha. Meskipun potensi UMKM dan pariwisata di Kota Magelang cukup menjanjikan, namun data yang tersedia masih tersebar di berbagai sumber dan belum terintegrasi. Contohnya data persebaran volume kendaraan terhadap kapasitas jalan, persebaran umkm dan pariwisata. 


Peta Volume To Capacity (VC) Ratio


Mobilisasi kendaraan barang dan pribadi yang melintasi Kota Magelang yang sangat ramai. Dapat dilihat melalui peta Volume of Capacity yang menggambarkan tingkat pelayanan lalu lintas pada ruas jalan di wilayah Kota Magelang berdasarkan perbandingan antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan. Sebagian besar ruas jalan di Kota Magelang masih memiliki angka VC Ratio yang relative rendah (0,0 – 0,6), dimana lalu lintas masih cukup lancar dan kapasitas jalan belum terlalu terbebani oleh volume kendaraan yang melintas. Namun terdapat beberapa titik dimana angka VC Ratio mendekati 0,6 pada jalan Provinsi jalan arah semarang baik melalui jembatan canguk dan tengah kota serta  jalan depan akmil yang berpotensi mengalami kepadatan, terutama pada jam-jam sibuk dan arus kendaraan yang meningkat. Mobilisasi kendaraan yang ramai dapat meningkatkan sektor pariwisata dan umkm Kota Magelang yang dapat dilihat pada gambar berikut:


Peta Sebaran UMKMPeta Daya Tarik Wisata


Persebaran UMKM di Kota Magelang yang hadir di hampir seluruh sudut kota ini membuat lebih hidup dan berwarna. Disisi lain terdapat persebaran Daya Tarik Wisata yang tersebar mulai dari seni, sejarah, budaya dan kuliner memberikan nafas Panjang pada identitas kota. Kedua kombinasi tersebut telah menjadikan Kota Magelang bukan hanya sekedar transit bagi para pengendara, melainkan sebagai destinasi yang telah menarik perhatian dan mengajak kita untuk dapat merasakan kehidupan sehari-hari warganya. Mulai dari aroma makanan yang menggoda, hingga cerita masa lalu yang dapat menjadi pembelajaran bagi generasi sekarang. Salah satu tantangan utama yang dihadapi yaitu data yang tersedia dan diakses oleh masyarakat masih menyebar diberbagai tempat. Seperti data arus kendaraan, sebaran UMKM dan titik destinasi wisata masih berdiri sendir-sendiri sehingga masyarakat sulit untuk membaca keterkaitannya. Bayangkan seorang wisatawan yang sedang mampir ke Alun-Alun Kota Magelang, selain berfoto ia mungkin juga akan membeli oleh-oleh di kios UMKM terdekat. Pola sederhana seperti ini, jika dipetakan dalam satu peta spasial maka akan memperlihatkan keterkaitan nyawa antara wisata dan UMKM yang saling menghidupi.


Peta spasial adalah representasi visual yang menampilkan berbagai lapisan data pada satu bidang peta, sehingga hubungan antar sektor dapat terlihat secara jelas, dengan pendekatan tersebut maka Pemerintah dapat lebih mudah merumuskan kebijakan yang lebih terukur, karena setiap keputusan berbasis pada keterhubungan yang realistis antara transportasi, pariwisata dan ekonomi kreatif. Pada RPJMD sudah menekankan data spasial dan penguatan sektor UMKM, wisata, serta transportasi. Namun, belum terlihat adanya integrasi spasial lintas sektor. Padahal, dengan integrasi ini, sehingga dapat meningkatkan efek berganda pembangunan (multiplier effect) bisa tercapai. Pengintegrasian data dengan menggabungkan data persebaran arus kendaraan, umkm dan destinasi wisata kemudian diolah menjadi satu data digital yang dapat digunakan sebagai data yang konkret dan dapat menjadi bahan perumusan kebijakan. Berikut dapat dilihat data yang telah diintegrasikan menjadi 1.


Peta Integrasi


Peta integrasi data UMKM, destinasi wisata, dan jaringan jalan di Kota Magelang ini menunjukkan bagaimana angka-angka statistik dapat diubah menjadi gambaran nyata yang bercerita. Dari visualisasi terlihat bahwa UMKM terkonsentrasi di pusat kota, sementara destinasi wisata tersebar di titik-titik yang umumnya terhubung dengan jalur kolektor dan arteri. Pola ini menggambarkan potensi besar multiplier effect, dimana wisatawan yang berkunjung ke destinasi di sekitar pusat kota berpeluang langsung bersinggungan dengan sentra UMKM, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

 

Di sisi lain, peta ini juga memberi peringatan dini. Konsentrasi UMKM dan destinasi wisata yang menumpuk di jalur yang sama dapat memperbesar risiko kemacetan dan menurunkan kualitas layanan transportasi. Artinya, data spasial semacam ini dapat menjadi bahan evaluasi sekaligus dasar inovasi kebijakan: bagaimana pemerintah kota mengatur arus lalu lintas, menyiapkan kantong parkir, atau mengembangkan zona khusus UMKM di sekitar destinasi wisata. Penggunaan peta spasial untuk mengintegrasikan sektor ekonomi dengan wisata bukanlah hal baru di dunia. Salah satu kota di Eropa yaitu Barcelona telah mengembangkan Tourism Analytics Dashboard untuk memantau pergerakan wisatawan sekaligus mendukung UMKM lokal. Sementara itu di Indonesia, Kota Bandung juga telah menerapkan dashboard interaktif untuk UMKM kuliner dan transportasi wisata. Praktik baik ini dapat menjadi inspirasi bagi Kota Magelang untuk mengembangkan solusi serupa sesuai skala dan karakter lokal.


Sumber : Data diolah, 2025


Barcelona melangkah lebih jauh dengan mengembangan Tourism Analytics Dashboard yang tidak hanya menampilkan jumlah pengunjung per area, namun juga menyajikan data UMKM dan infrastruktur secara visual interaktif. Hal ini menjadikan berbagai informasi mudah untuk diakses serta relevan untuk kebutuhan perencanaan tata kota.


Tourism Analytics Dashboard Barcelona City Sumber : https://observatoriturisme.barcelona/en/, 2025Tourism Analytics Dashboard Barcelona City Sumber : https://observatoriturisme.barcelona/en/, 2025


Oleh karena itu terdapat peran Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik sebagai integrator data berbagai sektor yang dimiliki oleh Kota Magelang. Koordinasi harus selalu dilakukan demi kelancaran dan keaslian data dari OPD penginput data secara langsung. Kualitas integrasi data yang optimal dengan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia seperti Pelatihan Sistem Informasi Geografis oleh Badan Informasi Geospasial. Dengan kata lain, integrasi data spasial bukan hanya menyajikan informasi, tetapi juga membuka ruang refleksi bagaimana Kota Magelang dapat tumbuh sebagai kota yang sejahtera melalui sinergi UMKM, pariwisata, dan sistem transportasi yang berkelanjutan. 


image.png 117.33 KB