[dirangkum oleh Diskominsta Kota Magelang]
Sahabat Data,
Dalam dunia statistik dan perencanaan pembangunan, kita sering mendengar istilah “rasio”. Tapi sebenarnya, apa sih rasio itu? Dan kenapa banyak indikator penting menggunakan konsep ini?
Apa Itu Rasio?Secara sederhana, rasio adalah perbandingan antara dua angka. Rasio digunakan untuk menunjukkan hubungan proporsional antara dua hal yang saling terkait. Hasil dari rasio biasanya dalam bentuk angka, persentase, atau rasio per 100 atau per 1.000.
Contoh:
1. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
Mengukur jumlah penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun) dibandingkan dengan penduduk usia produktif (15–64 tahun).
Rumus:
Contoh:
Jika rasio ketergantungan = 50%, artinya setiap 100 orang produktif menanggung 50 orang yang belum atau tidak bekerja.
2. Rasio Kredit terhadap PDB (Credit to GDP Ratio)
Menunjukkan seberapa besar kredit yang beredar di masyarakat dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB).
Rumus:
Rasio ini sering digunakan untuk menilai stabilitas keuangan. Terlalu tinggi bisa berarti masyarakat terlalu banyak berutang.
3. Rasio Gini
Mengukur ketimpangan distribusi pendapatan. Meskipun bukan rasio antara dua angka biasa, indeks Gini tetap tergolong ukuran rasio ketimpangan.
Nilai berkisar dari 0 (pemerataan sempurna) hingga 1 (ketimpangan sempurna).
4. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Rumus:
Rasio jenis kelamin = (Jumlah penduduk laki-laki / jumlah penduduk perempuan) × 100Jika nilai rasio jenis kelamin adalah 105%, artinya terdapat 105 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
Mengapa Rasio Penting?Rasio membantu kita melihat hubungan antar variabel secara lebih mudah, cepat, dan ringkas. Pemerintah, pelaku usaha, maupun akademisi menggunakan rasio untuk: