Alibaba #38: Inflasi
Monday 20th of January 2025 12:00:00 AM
[dirangkum oleh Diskominsta Kota Magelang]
Sahabat Data,
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia. BPS melakukan survei untuk mengumpulkan data harga dari berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi masyarakat. Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya (Bank Indonesia, 2024).
Menurut supply-side theory of inflation, terjadinya inflasi disebabkan karena pergeseran penawaran agregat (cost-push inflation dan supply shock inflation), yang disebabkan (Djambak, 2008):
- Kenaikan Tingkat Upah, bila tingkat upah mengalami peningkatan, ini akan menaikkan ongkos produksi, dan bila diasumsikan produsen tetap mempertahankan margin keuntungan yang diharapkan, maka harga jual akan ditingkatkan. Kenaikan tingkat harga ini, mendorong produsen untuk mengurangi pruduksinya, yang ditunjukkan pergeseran kurva penawaran agregat ke sebelah kiri.
- Kenaikan harga-harga barang dalam negeri, terutama harga barang yang digunakan sebagai faktor produksi, maka ini juga akan menyebabkan kenaikan ongkos produksi, dan selanjutnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga.
- Kenaikan harga barang impor, akan mendorong kenaikan harga produk dalam negeri (terutama barang produksi yang menggunakan barang impor sebagai bahan baku), keadaan ini mendorong terjadinya inflasi.
- Kekuatan struktural, ini menggambarkan struktur prokonomian, dimana perekonomian didominasi sektor yang elastisitas supplynya adalah inelastis (tidak mampu memenuhi peningkatan permintaan), keadaan ini mendorong terjadinya ekses permintaan sehingga harga menjadi meningkat.
Menurut demand-pull theory of inflation, inflasi terjadi disebabkan oleh perubahan-perubahan Variabel-variabel yang mempengaruhi agregate demand (AD), sehingga tercipta keadaan kelebihan permintaan (excess demand) yang disebut inflasionary gap. Perubahan permintaan agregat disebabkan peningkatan pada:
- Ekspansi jumlah uang beredar (JUB), suatu pertambahan terhadap jumlah uang beredar, akan meningkatkan daya beli pelaku ekonomi, yang akan mendorong peningkatan permintaan, bila kondisi ini tidak diimbangi dengan kenaikan supply, maka mengakibatkan kenaikan harga.
- Peningkatan konsumsi masyarakat (yang disebabkan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan perkapita) akan mendorong terjadinya excess demand dan selanjutnya meningkatkan harga-harga.
- Peningkatan investasi, akan mendorong peningkatan terhadap permintaan terhadap bahan baku dan bahan penolong, meningkatkan pendapatan masyarakat, kesemuanya ini akan mendorong peningkatan permintaan, dan peningkatan harga,.
- Peningkatan pengeluaran Pemerintah (goverment spending) akan menyebabkan peningkatan terhadap permintaan barang dan jasa dalam perekonomian, sehingga mendorong kenaikan harga.